Jaringan
Internet melalui Kabel Listrik atau Broadband over Power Line (BPL)
Jauh
sebelum kabel telepon tetap (fixed line), kabel listrik (power line) telah
lebih dulu mengalir ke rumah-rumah dan gedung-gedung perkantoran. Namun, justru
kabel telepon tetap yang terlebih dulu digunakan sebagai jalan masuk koneksi
internet (last mile) ke perumahan dan perkantoran.
Padahal
dengan memanfaatkan kabel listrik sebagai last mile, tentulah penetrasi
internet berpita lebar (broadband) akan jauh lebih efektif dan merata. Dengan
teknologi Broadband over Power Line (BPL), siapapun tinggal mencolokkan PC ke
sembarang stop kontak (electrical outlet), dan secara instan dapat segera
menikmati internet berkecepatan tinggi . Dengan menggabungkan prinsip-prinsip teknologi
radio, wireless networking dan modem, para pengembang bisa menciptakan cara
untuk mengirimkan data melalui kabel listrik ke perumahan dan perkantoran
dengan kecepatan berkisar antara 500 Kbps hingga 3 Mbps (setara dengan
kecepatan DSL).
Dengan
sedikit modifikasi pada kabel listrik, pengembang BPL bisa bekerja sama dengan
perusahaan penyedia listrik dan ISP (Internet Service Provider) untuk
mewujudkan koneksi broadband kepada setiap pelanggan. Pada titik ini, usulan
untuk menjadikan kabel listrik sebagai last mile menawarkan dua jenis layanan,
yaitu:
- menghubungkan perangkat-perangkat listrik didalam rumah atau kantor.
- akses BPL akan membawa koneksi broadband menggunakan kabel, dan memungkinkan
perusahaan penyedia listrik untuk mengontrol sistem listrik didalam rumah atau
kantor.
Transmisi
data berkecepatan tinggi menggunakan kabel listrik, memunculkan potensi untuk
menghubungkan semua perangkat listrik yang tercolok atau terhubung didalam
rumah. Bayangkan jika perangkat-perangkat listrik dirumah anda memiliki
fasilitas auto power atau timer, seperti alarm rumah, sakelar lampu, mesin
pembuat kopi atau bahkan mesin cuci bisa berkomunikasi satu sama lain melalui
sebuah koneksi internet berkecepatan tinggi. Pagi hari akan terlihat
benar-benar berbeda.
Transmisi
data berkecepatan tinggi menggunakan kabel listrik, memunculkan potensi untuk
menghubungkan semua perangkat listrik yang tercolok atau terhubung didalam
rumah. Bayangkan jika perangkat-perangkat listrik dirumah anda memiliki
fasilitas auto power atau timer, seperti alarm rumah, sakelar lampu, mesin
pembuat kopi atau bahkan mesin cuci bisa berkomunikasi satu sama lain melalui
sebuah koneksi internet berkecepatan tinggi. Pagi hari akan terlihat
benar-benar berbeda.
Metode
Lawas
Biasanya,
ISP-ISP besar menyediakan jalur serat optik dari perusahaan telekomunikasi
untuk membawa data dari dan ke internet, atau mungkin ke media lain (telepon,
DSL atau TV kabel) kerumah anda. Gagasan
untuk menggunakan kabel listrik AC (alternating current, arus bolak-balik)
untuk mentransfer data sendiri bukanlah hal baru. Dengan membundel energi
radio-frequency (RF) pada jalur yang sama dengan arus listrik, data dapat
ditransmisikan tanpa perlu menggunakan jalur data terpisah. Hal ini bisa
terjadi karena arus listrik dan getaran RF memiliki frekuensi yang berbeda.
Keduanya tidak saling menginterferensi.
Perusahaan
penyedia listrik telah menggunakan teknologi ini selama bertahun-tahun untuk
memonitor kinerja sistem tenaga listrik, dikenal dengan SCADA. Saat ini bahkan
telah ada solusi jaringan yang mentransfer data menggunakan kabel listrik untuk
perumahan dan perkantoran.
Para
pengembang teknologi BPL bekerja sama dengan perusahaan penyediaan listrik di
AS tengah bekerja untuk mewujudkan BPL ini. Terdapat beberapa pendekatan yang
berbeda untuk mengatasi rintangan yang muncul ketika mentransmisi data melalui
kabel listrik.
Menghindari
Interferensi
Seperti
perusahaan telekomunikasi, perusahaan penyedia listrik juga memiliki kabel yang
terbentang di seluruh dunia. Perbedaannya, perusahaan listrik memiliki jaringan
kabel listrik yang menjangkau lebih banyak tempat ketimbang serat optik yang
dimiliki perusahaan telekomunikasi. Kenyataan ini jelas menjadikan kabel
listrik sebagai kendaraan yang paling berpotensi untuk menyediakan koneksi
internet ke tempat-tempat yang belum terjangkau oleh kabel serat optik.
Kabel
merupakan salah satu komponen dari jaringan yang dimiliki pleh perusahaan
penyedia listrik. Selain kabel, jaringan listrik menggunakan generator, stasiun
kecil atau gardu, transformer atau trafo dan perangkat penyambung lainnya untuk
membawa listrik dari pembangkit listrik menuju rumah atau kantor.
Ketika
listrik meninggalkan pembangkit, dia bergerak menuju gardu, baru kemudian
disitribusikan ke kabel-kabel transmisi bertegangan tinggi. Ketika digunakan
untuk mentransmisi koneksi broadband, kabel bertegangan tinggi inilah yang
menjadi penghalang pertama. Listrik yang mengalir pada kabel transmisi ini
dapat bertegangan tinggi sekitar 150 kV atau bahkan bertegangan ekstra tinggi
diatas 500 kV. Besarnya tegangan ini sangat tidak cocok untuk mentransmisi
data.
Seperti
telah dijelaskan diatas, arus listrik dan RF menggunakan frekuensi yang
berbeda. Agar data dapat ditransmisikan secara jernih dari satu titik ke titik
lainnya, maka dibutuhkan jalur yang mendukung spektrum radio untuk bergetar
tanpa terinterferensi oleh sumber lain. Ratusan ribu volt listrik tersebut
tidak bergetar di frekuensi yang tetap. Arus listrik dalam jumlah tersebut
melibas semua spektrum, dan bila bergerak di spektrum yang digunkan RF, dapat
dipastikan sinyal transmisi data akan drop atau bahkan hancur berantakan.
BPL
mem-bypass masalah ini dengan menghindari penggunaan bersama kabel bertegangan
tinggi. Sistem ini menurunkan tegangan data menjadi 7200 volt, atau sama dengan
tegangan listrik yang dialirkan pada kebel bertegangan menengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar