Jumat, 24 April 2020

9 Keunikan Kota Solo yang Paling Ngangenin

sumber: travelingyuk.com
Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan nama Kota Solo memang menyimpan beragam keunikan. Di kota ini kita akan bisa menikmati perpaduan antara budaya Jawa dengan dunia modern. Jangan dikira Solo hanyalah sebuah kota kecil, ndeso, jauh dari peradaban kota besar. Memang tak salah menilai Solo sebagai kota kecil karena memang luas wilayahnya hanya 44 km persegi. Meski demikian Kota Solo bisa dibilang sudah cukup maju secara fasilitas dan perekonomian. Letak Kota Solo sendiri sangat strategis. Dilalui jalan nasional yang menghubungkan Surabaya-Yogyakarta-Bandung menjadikan Solo sebagai salah satu destinasi wisata favorit para pelancong. Mayoritas wisatawan mengunjungi Solo karena tertarik dengan masih kentalnya budaya Jawa (meskipun tidak sekental Yogyakarta) yang dibuktikan dengan masih eksisnya Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran, walaupun hanya sebagai simbol kebudayaan. Beragamnya oleh-oleh dan kuliner di Kota Solo juga menjadi daya pikat tersendiri bagi wisatawan. Di Solo juga berdiri salah satu universitas negeri terbaik di Indonesia, yang menjadikan Solo tidak hanya sebagai kota wisata tetapi juga sebagai salah satu pusat pendidikan di Jawa Tengah.
Berikut ini penulis sajikan 9 keunikan Kota Solo yang menurut penulis menjadikan Solo sebagai kota yang soesah diloepakan.

1.        Keraton Kasunanan
sumber: medium.com
Berdasarkan situs resmi Pemkot Solo, Keraton Kasunanan Surakarta didirikan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1744 sebagai pengganti Keraton Kartasura yang rusak akibat Geger Pecinan pada tahun 1743. Salah satu bangunan yang menarik di Keraton Kasunanan adalah Menara Sanggabuwana, yang konon menjadi tempat bertemunya Ratu Laut Selatan dengan Raja. Menara ini didirikan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono III pada tahun 1782. Menara setinggi 30 meter ini juga berfungsi menara pengawas pada masa penjajahan.
Selain bangunan utama keraton, pengunjung juga bisa mengunjungi museum yang juga berada di dalam komplek Keraton Kasunanan. Terdapat berbagai koleksi kerajaan seperti kereta kencana, tandu, patung, senjata kuno dan beberapa koleksi bersejarah lainnya.

2.        Puro Mangkunegaran
pariwisatasolo.surakarta.go.id
Puro Mangkunegaran diperkirakan dibangun pada awal tahun 1757. Pendiri Puro Mangkunegaran adalah Raden Mas Said yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I. Bangunan Puro Mangkunegaran ini secara umum tidak berbeda jauh dengan Keraton pada umumnya. Puro Mangkunegaran saat  ini sering digunakan untuk upacara adat dan tari beksan. Di dalam area Puro juga terdapat museum Adipati Mangkunegoro.

3.        Kirab Satu Suro
pariwisatasolo.surakarta.go.id
Kirab Malam Satu Suro adalah memperingati tahun baru menurut kalender Jawa. Perayaan ini ditandai dengan Kirab mubeng beteng dengan membawa pusaka keraton termasuk kerbau pusaka Kyai Slamet. Acara biasanya dimulai sejak jam 11 malam dan acara puncak mengarak benda-benda pusaka termasuk kebo bule akan berlangsung saat tengah malam.

4.        Sekaten
sumber: joss.co.id
Sekaten merupakan sebuah upacara perayaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad. Perayaan sekaten diadakan selama 7 hari dan pada hari terakhir ditutup dengan gunungan mulud. Satu bulan sebelumnya juga diselenggarakan pasar malam Sekaten di area alun-alun utara keraton.
Pada puncak perayaan Sekaten, akan ada dua gunungan yang akan diarak dari  Keraton Kasunanan menuju ke Masjid Agung. Perayaan ini lebih dikenal dengan grebeg maulud. Gunungan berisi beragam makanan dan hasil bumi yang dibagikan pada masyarakat sebagai simbol kepedulian raja terhadap rakyatnya.

5.        Lampion Pasar Gedhe
pariwisatasolo.surakarta.go.id
Festival Lampion Pasar Gedhe ini diadakan untuk merayakan Hari Raya Imlek. Sebanyak kurang lebih 5000 lampion akan menyala pada 28 Januari sampai dengan 28 Februari. Momen ini cocok banget bagi kamu yang hobi fotografi dan pastinya instagrammable banget.

6.        Pentas Wayang Wong
pariwisatasolo.surakarta.go.id
Wayang wong atau wayang orang pertama kali diadakan oleh Sri Susuhunan Paku Buwono (PB) X bagi masyarakat umum di Taman Balekambang, Taman Sriwedari, dan di Pasar Malam yang diselenggarakan di alun-alun. Para pemain wayang wong tidak hanya dari kalangan abdi dalem, tapi juga warga dari luar keraton yang memiliki bakat menari.
Sambutan warga yang luar biasa kala itu membuat Gedung Wayang Orang akhirnya dibangun di area Taman Sriwedari. Seiring perkembangan zaman dan masifnya arus globalisasi wayang orang semakin kurang diminati oleh masyarakat. Jumlah penonton terus berkurang dari waktu ke waktu. Pertunjukan legendaris ini akhirnya mati suri dan Gedung Wayang Orang menjadi terbengkalai.
Beruntung Pemkot Surakarta masih menaruh perhatian terhadap salah satu kesenian tradisional ini. Pada tahun 2011 Gedung Wayang Wong direvitalisasi. Revitalisasi dilakukan demi melestarikan budaya Jawa yang mulai tergerus zaman. Seluruh peralatan pendukung pementasan diperbarui. Kursi yang nyaman dan layar LCD untuk menerjemahkan bahasa Jawa digelar di samping panggung. Bahkan para pelakon wayang orang sebagian telah diangkat menjadi pegawai negeri. Gaji bulanan dan tunjangan diharapkan dapat memantik semangat mereka untuk terus melestarikan kesenian. Bagaimana? kamu tertarik menonton atau bahkan mendaftar CPNS untuk posisi pemeran wayang orang?

7.             Timlo Solo
sumber: travelingyuk.com
Timlo Solo adalah makanan khas Solo serupa sop. Timlo memiliki kuah bening dan berisi sosis, ayam, telur pindang (telur bumbu kecap), jamur kuping, irisan hati dan ampela ayam, ada pula yang ditambah dengan mie soun. Timlo sangat cocok disantap dengan nasi putih serta ditaburi bawang goreng. Yummy...

8.        Serabi
sumber: resepnasional.com
Serabi khas Solo ini terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan santan kelapa dan gula sheingga memiliki rasa manis dan gurih. Selain serabi original, ada juga serabi yang lebih kekinian, yang ditambahkan topping seperti coklat, nangka dan pisang. Kita akan banyak menjumpai penjual serabi di Kota Solo, dari pedagang keliling hingga pusat oleh-oleh, tinggal dipilih sesuai selera.

9.        Nasi Liwet
sumber: travelingyuk.com
Satu lagi makanan khas yang selalu membuat ingin kembali ke kota ini yaitu nasi liwet. Nasi liwet ini hampir sama dengan nasi uduk, yang membedakan adalah menu pelengkapnya. Nasi liwet disajikan bersama sayur labu siam, suwiran ayam, dan areh (semacam bubur gurih dari kelapa). Penjual nasi liwet banyak ditemui di kota ini, mulai dari pedagang kaki lima hingga restoran.

Nah itu tadi adalah 9 hal yang menurut penulis paling memorable dari Kota Solo. Kalau menurut kamu, apa yang paling menarik dari Kota Bengawan ini?

Kamis, 23 April 2020

Menaklukkan Tanjakan Cangar

Hi.....udah lama banget nih aku ga nulis blog hahaha...bukan males sih, tapi emang lupa kalo punya blog wkwkwk. Ok kali ini aku mau cerita sedikit pengalaman saat motoran (bhs gaulnya: riding) ke Cangar, Batu bareng sama temenku. FYI, kita motoran cuma pake 1 motor alias boncengan, kebetulan selalu pake motorku karena motor doi udah loyo ga kuat diajak nanjak wkwkwk. Kebayang kan gimana rasanya motoran ke daerah yg banyak tempat wisata berdua doang sama cowok...njirrr banget lah wkwkwk. OK berikut ceritanya........

Si Supri
Saat itu Hari Sabtu th 2017, (lupa tanggal berapa), aku ngajak temenku itu buat motoran ke Cangar (selanjutnya disebut dg "naik") karena emang udah kira2 setahun lebih kita berdua gak naik kesana. Bagi yg belum tau, Cangar merupakan daerah di daerah perbatasan Kabupaten Mojokerto dg Kota Batu. Nih aku kasih tau sekilas kondisi jalan di Cangar....

Jalur Cangar
Oiya, jalur ini merupakan jalur alternatif dari Surabaya-Malang, jadi meskipun letaknya jauh dari jalan utama, jalur ini cukup ramai dilalui pengguna jalan yg hendak menuju atau dari Malang. Jalur ini dikelilingi beberapa gunung yaitu Penanggungan, Arjuno, Welirang dan terletak di lereng Gunung Arjuno (kalo ga salah yaa) sehingga hawa di sini sejuuuk....dan sering turun kabut.

Skip skip....akhirnya kami berdua janjian berangkat sekitar jam 10 pagi, tapi yaa sedikit molor laah....maklum kita kan Anak Indonesia asli, HAHAHAA....Akhirnya berangkatlah kita jam setengah 11. Waktu itu kami tidak lewat jalan utama tapi lewat "dalam", yaitu dari Tanggulangin terus ke arah Timur sampe daerah Prambon tembus ke Mojosari, Mojokerto (kalo ga salah sih, aku kurang apal daerah ini). Tak lupa sebelum naik, ngisi bensin dulu di daerah Pacet. Aku selalu beli Pertal*** karena kl pake Premium motor jadi sangat boros apalagi dipake nanjak, sedangkan kl pake Pertamax, harga ga pas di kantong, jadilah beli bensin yg "tengah-tengah" hahaa...

Perjalanan diawali dengan jalan sedikit menanjak yg cukup panjang ketika mulai masuk wilayah Pacet. Oiya di Pacet ini ada pemandian yang sangat terkenal loh, dan terkenal akan oleh-olehnya yaitu Telo...Telo Pacet menurutku yg terenak dari beberapa jenis Telo yang pernah kumakan wkwkwk.

Jembatan di daerah Pacet
Awal2 jalur menuju ke Cangar masih "normal" kecuramannya dan tikungan juga tak terlalu tajam. Kita akan melewati jembatan yang di bawahnya ada sungai yang dimanfaatkan untuk wisata arung jeram (maybe). Lanjuuut.....setelah beberapa waktu akhirnya jalan mulai ekstrim baik tanjakan maupun tikungan. Kita akan banyak melewati tikungan S sekaligus menanjak. Diperlukan skill dan keberanian untuk lewat sini, tentu saja kondisi kendaraan harus prima terutama rem!!

Finally kita sampai di tanjakan yang sangat sangat ekstrim. Tanjakan ini sepertinya tak cukup panjang (hanya sekitar 100-150 meter) untuk jalur setinggi ini. Inilah tanjakan itu

Tanjakan Cangar
Bisa dibayangkan sendiri keekstriman jalur ini wkwkwk. Tidak disarankan bawa motor di bawah 125 cc ya folks, tapi kalo cuma sendiri sih Insya Allah kuat atau motor kamu udah dimodif sesuai spesifikasi jalanan gunung. Si Supri yg kapasitasnya cuma 125 cc ngeden banget walaupun udah pake gigi 1 bahkan nyaris kehabisan nafas di tengah-tengah tanjakan...hadeehhh. Akhirnya setelah perjuangan yg cukup berat, kami berdua sukses menaklukan tanjakan yang menurut kami paling ekstrim di jalur Cangar. Setelah melewati tanjakan ini, jalanan tidak terlalu curam hanya saja masih banyak tikungan tajam jadi tetep harus hati-hati ya folks.

Nih beberapa view Cangar yang sempet aku jepret....

Add caption


Perbukitan

Perbukitan

Makan dulu gan

Kota Batu di kejauhan


Jalur ini pemandangannya sangat indah ditambah udaranya sejuk, cocok banget buat yg mau refreshing.

Ok sekian dulu ceritanya....makasih buat yg udah mau baca hehee......next akan update masih ttg pengalaman riding ke tempat2 menarik...see u.....