sumber: travelingyuk.com
Kota
Surakarta atau lebih dikenal dengan nama Kota Solo memang menyimpan beragam
keunikan. Di kota ini kita akan bisa menikmati perpaduan antara budaya Jawa
dengan dunia modern. Jangan dikira Solo hanyalah sebuah kota kecil, ndeso, jauh
dari peradaban kota besar. Memang tak salah menilai Solo sebagai kota kecil
karena memang luas wilayahnya hanya 44 km persegi. Meski demikian Kota Solo
bisa dibilang sudah cukup maju secara fasilitas dan perekonomian. Letak Kota
Solo sendiri sangat strategis. Dilalui jalan nasional yang menghubungkan
Surabaya-Yogyakarta-Bandung menjadikan Solo sebagai salah satu destinasi wisata
favorit para pelancong. Mayoritas wisatawan mengunjungi Solo karena tertarik
dengan masih kentalnya budaya Jawa (meskipun tidak sekental Yogyakarta) yang
dibuktikan dengan masih eksisnya Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura
Mangkunegaran, walaupun hanya sebagai simbol kebudayaan. Beragamnya oleh-oleh
dan kuliner di Kota Solo juga menjadi daya pikat tersendiri bagi wisatawan. Di
Solo juga berdiri salah satu universitas negeri terbaik di Indonesia, yang
menjadikan Solo tidak hanya sebagai kota wisata tetapi juga sebagai salah satu
pusat pendidikan di Jawa Tengah.
Berikut
ini penulis sajikan 9 keunikan Kota Solo yang menurut penulis menjadikan Solo
sebagai kota yang soesah diloepakan.
1.
Keraton Kasunanan
sumber: medium.com
Berdasarkan
situs resmi Pemkot Solo, Keraton Kasunanan Surakarta didirikan oleh Sri
Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1744 sebagai pengganti Keraton
Kartasura yang rusak akibat Geger Pecinan pada tahun 1743. Salah satu bangunan
yang menarik di Keraton Kasunanan adalah Menara Sanggabuwana, yang konon
menjadi tempat bertemunya Ratu Laut Selatan dengan Raja. Menara ini didirikan
oleh Sri Susuhunan Pakubuwono III pada tahun 1782. Menara setinggi 30 meter ini
juga berfungsi menara pengawas pada masa penjajahan.
Selain
bangunan utama keraton, pengunjung juga bisa mengunjungi museum yang juga
berada di dalam komplek Keraton Kasunanan. Terdapat berbagai koleksi kerajaan
seperti kereta kencana, tandu, patung, senjata kuno dan beberapa koleksi
bersejarah lainnya.
2.
Puro Mangkunegaran
pariwisatasolo.surakarta.go.id
Puro
Mangkunegaran diperkirakan dibangun pada awal tahun 1757. Pendiri Puro
Mangkunegaran adalah Raden Mas Said yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran
Adipati Arya Mangkunegara I. Bangunan Puro Mangkunegaran ini secara umum tidak
berbeda jauh dengan Keraton pada umumnya. Puro Mangkunegaran saat ini sering digunakan untuk upacara adat dan
tari beksan. Di dalam area Puro juga terdapat museum Adipati Mangkunegoro.
3.
Kirab Satu Suro
pariwisatasolo.surakarta.go.id
Kirab
Malam Satu Suro adalah memperingati tahun baru menurut kalender Jawa. Perayaan
ini ditandai dengan Kirab mubeng beteng dengan membawa pusaka keraton termasuk
kerbau pusaka Kyai Slamet. Acara biasanya dimulai sejak jam 11 malam dan acara
puncak mengarak benda-benda pusaka termasuk kebo bule akan berlangsung saat
tengah malam.
4.
Sekaten
sumber: joss.co.id
Sekaten
merupakan sebuah upacara perayaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi
Muhammad. Perayaan sekaten diadakan selama 7 hari dan pada hari terakhir
ditutup dengan gunungan mulud. Satu bulan sebelumnya juga diselenggarakan pasar
malam Sekaten di area alun-alun utara keraton.
Pada
puncak perayaan Sekaten, akan ada dua gunungan yang akan diarak dari Keraton Kasunanan menuju ke Masjid Agung.
Perayaan ini lebih dikenal dengan grebeg maulud. Gunungan berisi beragam
makanan dan hasil bumi yang dibagikan pada masyarakat sebagai simbol kepedulian
raja terhadap rakyatnya.
5.
Lampion Pasar Gedhe
pariwisatasolo.surakarta.go.id
Festival
Lampion Pasar Gedhe ini diadakan untuk merayakan Hari Raya Imlek. Sebanyak
kurang lebih 5000 lampion akan menyala pada 28 Januari sampai dengan 28
Februari. Momen ini cocok banget bagi kamu yang hobi fotografi dan pastinya
instagrammable banget.
6.
Pentas Wayang Wong
pariwisatasolo.surakarta.go.id
Wayang
wong atau wayang orang pertama kali diadakan oleh Sri Susuhunan Paku Buwono
(PB) X bagi masyarakat umum di Taman Balekambang, Taman Sriwedari, dan di Pasar
Malam yang diselenggarakan di alun-alun. Para pemain wayang wong tidak hanya
dari kalangan abdi dalem, tapi juga warga dari luar keraton yang memiliki bakat
menari.
Sambutan
warga yang luar biasa kala itu membuat Gedung Wayang Orang akhirnya dibangun di
area Taman Sriwedari. Seiring perkembangan zaman dan masifnya arus globalisasi
wayang orang semakin kurang diminati oleh masyarakat. Jumlah penonton terus
berkurang dari waktu ke waktu. Pertunjukan legendaris ini akhirnya mati suri
dan Gedung Wayang Orang menjadi terbengkalai.
Beruntung
Pemkot Surakarta masih menaruh perhatian terhadap salah satu kesenian
tradisional ini. Pada tahun 2011 Gedung Wayang Wong direvitalisasi.
Revitalisasi dilakukan demi melestarikan budaya Jawa yang mulai tergerus zaman.
Seluruh peralatan pendukung pementasan diperbarui. Kursi yang nyaman dan layar
LCD untuk menerjemahkan bahasa Jawa digelar di samping panggung. Bahkan para
pelakon wayang orang sebagian telah diangkat menjadi pegawai negeri. Gaji
bulanan dan tunjangan diharapkan dapat memantik semangat mereka untuk terus
melestarikan kesenian. Bagaimana? kamu tertarik menonton atau bahkan mendaftar
CPNS untuk posisi pemeran wayang orang?
7.
Timlo Solo
sumber: travelingyuk.com
Timlo
Solo adalah makanan khas Solo serupa sop. Timlo memiliki kuah bening dan berisi
sosis, ayam, telur pindang (telur bumbu kecap), jamur kuping, irisan hati dan
ampela ayam, ada pula yang ditambah dengan mie soun. Timlo sangat cocok
disantap dengan nasi putih serta ditaburi bawang goreng. Yummy...
8.
Serabi
sumber: resepnasional.com
Serabi
khas Solo ini terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan santan kelapa dan
gula sheingga memiliki rasa manis dan gurih. Selain serabi original, ada juga
serabi yang lebih kekinian, yang ditambahkan topping seperti coklat, nangka dan
pisang. Kita akan banyak menjumpai penjual serabi di Kota Solo, dari pedagang
keliling hingga pusat oleh-oleh, tinggal dipilih sesuai selera.
9.
Nasi Liwet
sumber: travelingyuk.com
Satu
lagi makanan khas yang selalu membuat ingin kembali ke kota ini yaitu nasi
liwet. Nasi liwet ini hampir sama dengan nasi uduk, yang membedakan adalah menu
pelengkapnya. Nasi liwet disajikan bersama sayur labu siam, suwiran ayam, dan
areh (semacam bubur gurih dari kelapa). Penjual nasi liwet banyak ditemui di
kota ini, mulai dari pedagang kaki lima hingga restoran.
Nah itu tadi adalah 9 hal yang menurut penulis
paling memorable dari Kota Solo. Kalau menurut kamu, apa yang paling menarik
dari Kota Bengawan ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar